Selasa, 24 April 2012

Pasangan Suami Istri & Keindahan Yg Terlupakan

0 komentar

Wahai sang suami ....

Adakah yang menghalangi untuk tersenyum di hadapan istri ketika masuk rumah menemui istri tercinta.

Adakah yang membebani untuk berwajah berseri- seri ketika melihat anak dan istri.

Adakah yang menyulitkan untuk memeluk istri, mengecup pipi serta bercumbu disaat "menghampiri".

Adakah yang memberatkan untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkan di mulut istri, karena yang demikian mendapat pahala.

Adakah susah, ketika masuk rumah mengucapkan salam dengan lengkap: "Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar meraih 30 kebaikan.

Apa yang membebani, untuk menuturkan untaian kata-kata baik yang disenangi kekasih, dengan segala ketulusan.

Tanyalah keadaan istri saat masuk rumah.

Adakah yang memberatkan, sekiranya menuturkan kepada istri saat masuk rumah: "Berpisah sesaat meninggalkanmu serasa bagaikan setahun". Sesungguhnya, untuk betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau letih dan lelah, mendekati sang istri tercinta dan "menghampirinya", mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda:
"Dan di air mani seorang diantara kalian ada sedekah".
Apakah melelahkan, untuk berdoa: "Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya". 

Wahai sang Istri ...

Apakah akan membahayakan sekiranya menemui suami dengan wajah berseri, dihiasi senyum manis di saat dia masuk rumah.

Apakah memberatkan, apabila menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta
mengecup pipinya.

Apakah merasa sulit, menunggu sejenak di saat dia memasuki rumah dan tetap berdiri sampai dia duduk. Mungkinkah menyulitkan, jika berkata kepada suami: "Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat dating kekasihku".

Beratkah berdandan untuk suami -mengharap pahala dari Allah di waktu berdandan, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan- memakai parfum, dan bermake up, serta memakai busana indah menyambut suami. Itu lebih tepat daripada dilakukan hanya ketika akan keluar dari rumah.

Tidak bisakah menjauhi bermuka masam dan cemberut. Menghindari perusak dan pengacau yang akan merusak dan mengacaukan keharmonisan dengan suami.
Beratkah menghilangkan raut sedih dan gelisah, berlindung kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

Sulitkah tidak berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lembut berlebihan, sehingga orang yang di hatinya ada penyakit mendekati dan mengira hal-hal yang jelek terhadap dirimu

Tidak baikkah selalu berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram dan ingat kepada Allah setiap saat. Tidak bisakah meringankan suami dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

Mendidik anak-anak dengan baik, Mengisi rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, memperbanyak membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir syeitan.

Membangunkan suami untuk melaksanakan shalat malam, mendukung untuk puasa sunat, mengingatkan keutamaan bersedekah dan tidak menghalangi untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabat. Memperbanyak beristighfar untuk diri, suami, serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoa kepada Allah, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat.

Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang berulang dalam meminta. Allah berfirman: "Dan Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu" (Al-Ghafir : 60).
Alangkah indahnya dunia bagi orang yang beriman. Dengan mengikuti garis dan ketentuan dari Allah segalanya penuh kebaikan. Demikianlah luasnya keagungan Nya. Ucapan baik adalah sedekah. Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri/ suami adalah sedekah. Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan. Berjabat tangan menggugurkan dosa-dosa. Berhubungan badan mendapatkan pahala.

Sumber : http://streamingnurisfm.blogspot.com/2011/10/pasangan-suamii-stri-keindahan-yg.html

Leave a Reply