Wahai sang suami ....
Adakah
yang menghalangi untuk tersenyum di hadapan istri ketika masuk rumah menemui
istri tercinta.
Adakah
yang membebani untuk berwajah berseri- seri ketika melihat anak dan istri.
Adakah
yang menyulitkan untuk memeluk istri, mengecup pipi serta bercumbu disaat
"menghampiri".
Adakah
yang memberatkan untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkan di mulut istri,
karena yang demikian mendapat pahala.
Adakah
susah, ketika masuk rumah mengucapkan salam dengan lengkap:
"Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar meraih 30 kebaikan.
Apa
yang membebani, untuk menuturkan untaian kata-kata baik yang disenangi kekasih,
dengan segala ketulusan.
Tanyalah
keadaan istri saat masuk rumah.
Adakah
yang memberatkan, sekiranya menuturkan kepada istri saat masuk rumah:
"Berpisah sesaat meninggalkanmu serasa bagaikan setahun". Sesungguhnya,
untuk betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau letih dan lelah,
mendekati sang istri tercinta dan "menghampirinya", mendapatkan pahala
dari Allah, karena Rasulullah bersabda:
"Dan
di air mani seorang diantara kalian ada sedekah".
Apakah
melelahkan, untuk berdoa: "Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya".
Wahai sang Istri ...
Apakah
akan membahayakan sekiranya menemui suami dengan wajah berseri, dihiasi senyum
manis di saat dia masuk rumah.
Apakah
memberatkan, apabila menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta
mengecup pipinya.
mengecup pipinya.
Apakah
merasa sulit, menunggu sejenak di saat dia memasuki rumah dan tetap berdiri
sampai dia duduk. Mungkinkah menyulitkan, jika berkata kepada suami: "Alhamdulillah
atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat dating kekasihku".
Beratkah
berdandan untuk suami -mengharap pahala dari Allah di waktu berdandan, karena Allah
itu Indah dan mencintai keindahan- memakai parfum, dan bermake up, serta
memakai busana indah menyambut suami. Itu lebih tepat daripada dilakukan hanya
ketika akan keluar dari rumah.
Tidak
bisakah menjauhi bermuka masam dan cemberut. Menghindari perusak dan pengacau
yang akan merusak dan mengacaukan keharmonisan dengan suami.
Beratkah menghilangkan raut sedih dan gelisah, berlindung kepada Allah dari rasa
gelisah, sedih, malas dan lemah.
Sulitkah
tidak berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lembut berlebihan, sehingga
orang yang di hatinya ada penyakit mendekati dan mengira hal-hal yang jelek
terhadap dirimu
Tidak
baikkah selalu berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram dan ingat kepada
Allah setiap saat. Tidak bisakah meringankan suami dari setiap keletihan, kepedihan
dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.
Mendidik
anak-anak dengan baik, Mengisi rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir,
memperbanyak membaca Al-Quran terutama surat
Al-Baqarah, karena surat
itu dapat mengusir syeitan.
Membangunkan
suami untuk melaksanakan shalat malam, mendukung untuk puasa sunat,
mengingatkan keutamaan bersedekah dan tidak menghalangi untuk menjalin hubungan
siraturrahim dengan karib kerabat. Memperbanyak beristighfar untuk diri, suami,
serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoa kepada Allah, agar
dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan
akhirat.
Ketahuilah
sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang berulang dalam
meminta. Allah berfirman: "Dan Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi
doamu" (Al-Ghafir : 60).
Alangkah
indahnya dunia bagi orang yang beriman. Dengan mengikuti garis dan ketentuan
dari Allah segalanya penuh kebaikan. Demikianlah luasnya keagungan Nya. Ucapan
baik adalah sedekah. Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri/
suami adalah sedekah. Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan. Berjabat
tangan menggugurkan dosa-dosa. Berhubungan badan mendapatkan pahala.
Sumber : http://streamingnurisfm.blogspot.com/2011/10/pasangan-suamii-stri-keindahan-yg.html
Sumber : http://streamingnurisfm.blogspot.com/2011/10/pasangan-suamii-stri-keindahan-yg.html